Welcome to my Blog, Happy reading and Jesus blessed

www.facebook.com/lucky.koloay

Friday, October 14, 2011

aku pulang


Kita ini seperti anak bungsu dalam salah-satu perumpamaan TUHAN YESUS, yang lari dari rumah bapanya, lari dari kebenaran FirmanNYA, yang menghambur-hamburkan hartanya, menghambur-hamburkan masa hidupnya dalam berbagai kesalahan, kesesatan dan kesia-siaan hidup duniawi kita. Hingga akhirnya harta kebenaran kita habis dan kita hidup dalam kemelaratan kebenaran.
Kini dunia dalam masa-masa kelaparan. Tidak ada makanan kebenaran yang bisa untuk mempertahankan hidup kerohanian dan keselamatan Kristen kita. Semua orang dalam bahaya kebinasaan rohani. Sampai akhirnya kita terpaksa makan dari sisa makanan Babi. Apa-apa yang salah kita anggap benar, apa-apa yang najis kita anggap suci, dan apa-apa yang haram kita anggap halal. Teringatlah kita akan rumah bapa kita, yaitu Alkitab, yang kaya-raya, berlimpah makanan kebenarannya. Maka kitapun melangkah pulang ke rumah bapa; back to Bible.
Bapa gembira sekali melihat kepulangan kita, disambutnya kita dengan pesta besar-besaran, dengan pengungkapan kebenaran Alkitab secara besar-besaran. Hal ini membuat si anak sulung, Advent gusar. Setiap hari Advent ini setia di rumah bapanya, tidak senakal adiknya, setiap Sabat selalu hadir ke gereja, sudah kayak malaikat yang selalu melayani bapanya, namun bapanya tak pernah memestakannya. Namun ketika adiknya pulang, bukannya dimarahi, tapi malah dipestakan besar-besaran. Cemberutlah si anak sulung ini kepada bapanya. Maka marahlah bapa kepada si sulung:
“Bukankah padamu ada kebenaran yang melimpah-limpah? Seharusnya kamu berbagi makanan kebenaran dengan adikmu yang kekurangan itu jika kamu mengasihi adikmu, yang sampai-sampai dewa Mataharipun mereka anggap sebagai allah. Tapi kamu begitu sibuk dengan seminar-seminar kesehatan yang nggak perlu. Injil TUHAN kamu gantikan dengan injil sayuran[Injil yang lain yang sebenarnya bukan Injil – Galatia 1:6-7]. Bukankah seharusnya kamu memberitakan hal hari Sabat kepada adikmu? Tapi itu tidak kamu lakukan, malahan kamu mengagung-agungkan gedung Mawar Sharon yang megah itu, yang sesungguhnya dibangun diatas kebodohan, bukan berdasarkan hikmat. Coba seandainya mereka berhikmat, pasti uang Rp. 150 milyar itu bisa untuk membangun ratusan gedung di seluruh Indonesia secara merata?! Jadi, kamu memang sama bodohnya dengan mereka itu. Lebih-lebih kalau kamu mengerti kebenaran, kebenaran itu menyatakan bahwa gereja itu adalah kamu. Gereja itu manusianya, bukan semen Tiga Roda atau genteng Jatiwangi. Kamu telah salah didalam memahami gereja. Jadi, seharusnya manusianyalah yang kamu dandani, bukan gedungnya. Waah, bodoh sekali kamu itu.”
 

0 komentar:

TWITTER UPDATES







All My Blogs

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Free Blogger Themes | Free Song Lyrics, Cara Instal Theme Blog